The Story About Us Part II

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Pagi hari ini hujan, dan untung saja ia membawa payung. Saat turun dihalte dekat sekolahnya, ia bertemu dengan juniornya yang masih duduk dihalte sendirian dengan tubuh sedikit basah akibat kehujanan. “Mau bareng sampai depan gerbang?” ajaknya menawarkan. Toh sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, anak itu akan dihukum karena keterlambatannya.

“Gomawo Sunbaenim,” juniornya itu tersenyum senang. “Namaku, Oh Sehun. Namamu Kim Eunsae bukan? Sunbaenim, biar aku yang memegang payungnya,” Eunsae terkejut pria itu tahu namanya. Membiarkan Sehun memegang payungnya. Bagaimana kau tahu? Tanyanya tanpa bersuara. “Kau menjadi sekertaris acara OSPEK kemarin bukan?” katanya menjelaskan. “Kau sangat populer dikelasku, kau tahu?”

Belum sempat Eunsae menanyakan maksud perkataannya, tiba – tiba saja Kai datang menghampiri mereka! Ia berlari menuju mereka sambil hujan – hujanan! “Aku ikut sampai gerbang, yah?” pintanya.

“Ya, kau tidak lihat? Payung ini tidak muat untuk tiga orang! Aku kebasahan!” gerutu Eunsae. Kai memilih diam tidak menjawab. “Kau tidak naik motor?”

“Motorku ada dibengkel, tiba – tiba mogok dijalanan tadi. Untung aku tidak terlambat!” pria itu tersenyum padanya. Mengabaikan tatapan Sehun yang menatapnya dengan kesal!

                “Eunsae-ya!” sebuah mobil berhenti disisi mereka. Chanyeol buru – buru keluar dan membukakan payung. Tanpa kata ia menarik Eunsae kebawah naungan payungnya. Ia tersenyum pada Kai dan Sehun. “Antarkan payungnya keruangan kelas Eunsae, yah? Kalian tahu kelasnya dimana bukan?” lalu tanpa menunggu jawaban Chanyeol melingkarkan tangannya dibahu sahabatnya itu. Sehingga payungnya benar – benar sempurna menutupi tubuh Eunsae. “Nanti kau bisa sakit,” katanya seolah menjelaskan perbuatannya dan hal itu masih bisa didengar oleh Kai dan Sehun. Mereka berdua saling pandang dengan binggung, menatap kedua pasangan itu menjauh dari mereka.

“Gomawo, Yeoli-ya,” gumam Eunsae saat ia yakin Kai dan Sehun tidak bisa mendengar percakapan mereka. Sahabatnya itu hanya mengangguk dengan santai.

Eunsae mengentikan langkahnya tiba – tiba membuat Chanyeol juga ikut berhenti. “Ada apa?”

“Yeoli-ya, ada satu hal yang ingin aku minta padamu,” Yeoli mengangguk menyuruhnya untuk melanjutkan. “Bisakah kau selalu ada disisiku saat kau melihat Kai sedang bersamaku?”

“Wae? Apa kau takut padanya? Apakah dia berbuat macam – macam padamu?”

Eunsae menggelengkan kepalanya dan mulai berjalan, “Aku takut pada diriku sendiri.”

Satu kalimat itu menjelaskan semuanya. “Menurutmu dia ingin kembali padamu?” Eunsae menggelengkan kepalanya, tidak tahu. “Kau takut dirimu berharap demikian,” ia menyimpulkan.

“Aku tidak mau jatuh dilubang yang sama!”

“Kau tidak mau memberikannya kesempatan kedua?”

Eunsae kembali menggeleng – gelengkan kepalanya, “Tidak ada yang namanya kesempatan kedua.”

“Arraseo, tenang saja aku akan selalu menempel padamu!” pria itu menyenggol bahunya bercanda. “Aku benarkan? Untung saja aku dan Suho memutuskan untuk pindah sekolah. Kalau tidak, kau akan minta bantuan pada siapa?” guraunya.

(***)

                “Hyeri-ya, apakah diluar hujan? Kenapa bajumu basah kuyup begitu?” tanya Luhan seraya mencari – cari handuk didalam tasnya. Ia memberikannya pada Hyeri yang bertampang masam.

“Bukan! Ini ulah Kriss!” Hyeri menghentakan kakinya, saking kesalnya ia! “Lihat saja! Orang itu akan mendapatkan balasan yang setimpal!” Tadi ia sedang duduk – duduk sambil membuka majalah yang dipinjamnya diperpus, lalu tiba – tiba Kriss yang berada dilantai 2 mengguyurnya dengan air minum! Tanpa dosa pria itu berkata, “Maaf, aku kira tidak ada orang dibawah.” Lalu pergi begitu saja! Luhan binggung harus berbuat apa, akhirnya ia hanya membantu Hyeri mengusap rambutnya dengan handuk, agar cepat kering. Sama sekali tidak menyadari tubuh Hyeri yang diam terpaku. Mendadak jantung gadis itu berdetak lebih cepat, melihat Luhan yang menatapnya dengan lembut.

“Hyeri-ya, kau?” belum sempat Eunsae bertanya, Luhan sudah memberinya tatapan peringatan. “Kriss Sunbae lagi?”

Hyeri mendelik sebal pada sahabatnya itu. Dasar perusak suasana! Makinya dalam hati. Tidak bisa lihat apa, aku sedang berduaan dengan Luhan? Omelnya dalam hati. “Kalau kau sudah tahu, buat apa tanya lagi?” gerutunya.

Eunsae cemberut mendengar perkataan ketus sahabatnya. “Kalau kau mau marah, marahlah pada Kriss Sunbae! Jangan padaku,” balasnya.

“Sudah – sudah,” Luhan menenangkan. “Eunsae-ya, kau bawa baju seragam cadangan? Biasanya kau selalu menyimpannya dilokermu,” ia berusaha mengalihkan perhatian kedua sahabatnya.

“Ada dilokerku, untuk apa memang?” Eunsae menatapnya menilai dengan jahil. “Bukan untukmu, kan?” godanya.

“Ya!” Luhan menggerakannya seolah hendak memukulnya. “Tentu saja, untuk Hyeri! Kau tidak lihat baju sahabatmu ini kebasahan.”

Hyeri tersenyum penuh kemenangan, mengejek Eunsae. “Terus saja membela Selirmu ini,” sungutnya.

“Gomawo, Eunsae Halmoni,” jawab Hyeri dan Luhan berbarengan.

“Kalian sangat kompak sekali.”

Hyeri hendak keluar dari kelasnya, namun berbalik. “Kau belum mengganti password lokermu? 139394 bukan?” Eunsae mengangguk sebagai jawaban.

                “Eunsae-ya,” Luhan menyadarkannya dari lamunan. “Kau sudah mengerjakan tugas regresi linier, belum?”

“Belum,” jawabnya acuh. Luhan terlihat kecewa dengan jawabannya, membuatnya tidak tega. “Bagaimana kalau kita kerjakan bersama saja?” ajaknya.

“Itu yang aku harapkan!”

“Benarkan? Bukannya kau lebih suka menyalin tugasku?” sindirnya.

“Memangnya sudah berapa lama aku mengenalmu? Aku tahu apa yang kau maksud.” Eunsae memang tidak suka sahabat – sahabatnya itu menyalin tugasnya. Ia lebih suka mengajarkan pada mereka bagaimana caranya. Menurut teman – temannya, ia punya bakat alami untuk menjadi seorang guru. Ia dapat menangkap pelajaran dengan mudah dibanding dengan teman – temannya. Ia juga tidak tahu mengapa seperti itu. Tapi ia punya kekurangan. Ia akan lupa pada yang dipelajarinya keesokan harinya! Dan ternyata metode mengajari teman – temannya tentang apa yang dipelajarinya, menjadi cara yang ampuh untuk mengasah daya ingatnya.

                Suho dan Chanyeol mendatangi mereka, “Seluruh guru sedang rapat, kalian tahu?” mereka memberikan infomasi.

“Sin 300 berapa?” tanya Eunsae mendadak.

“0,5,” jawab mereka bersamaan.

“Hukum Newton I.”

“Setiap benda akan mempunyai kecepatan yang konstan, kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol dan bekerja pada benda tersebut

“Tahapan pembelahan Mitosis.”

“Profase, metafase, anafase, telofase, sitokenesis”

“Kegunaan alkana.”

“Sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.”

                “Wow,” Luhan kagum sendiri dengan sahabatnya itu. “Apakah jawaban mereka benar semua?” Eunsae mengangguk mengiyakan.

“Begitulah Kim Eunsae, disaat yang tidak terduga ia akan bertanya macam – macam tentang pelajaran padamu,” Suho menjelaskan.

“Bagaimana bisa?”

“Semalam aku juga belajar dan mencari pertanyaan untuk mereka dari catatan yang telah mereka buat. Memastikan catatan mereka sama dengan buku, tidak ada fakta yang tertukar. Dan aku juga memikirkan kapan waktu yang pas untuk bertanya,” Eunsae memilih duduk dikursinya dan mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

“Dia bahkan pernah meneleponku pagi – pagi sekali hanya untuk bertanya, bagaimana fotosintesis itu terjadi dalam kimia! Bayangkan pagi – pagi buta, disaat aku masih mengumpulkan nyawa untuk bangkit dari tempat tidur,” ucap Chanyeol dengan gaya dramatis.

“Tapi cara itu efektif,” Suho membelanya.

                “Eunsae-ya, ada waktu sebentar? Mading dipasang hari ini bukan?” D.O mengingatkannya.

“Tumben kau sopan sekali. Biasanya kau akan berteriak dan berkata, “Eunsae-ya, ayo pasang Mading,” Eunsae menirukan suara D.O yang gagal total. Pria ceriwis yang satu ini diberi anugrah suara yang indah.

D.O mendelik padanya, menyuruhnya untuk bergegas. “Arraseo.”

“Kenapa sih akhir – akhir ini guru – guru sering sekali rapat dan akhirnya banyak jam kosong,” keluh Eunsae.

“Wae? Apa kau lebih suka belajar begitu?” tanya D.O berjalan disampingnya.

“Tujuanmu sekolah itu apa D.O-ya?”

“Mengembangkan bakatku tentu saja. Aku akan menjadi penulis kolom gosip dimajalah terkemuka atau aku bisa menjadi penyanyi. Aku pikir aku cukup tampan, jadi aku juga bisa jadi model dan-“ Eunsae memutar bola matanya melihat tingkah ajaib temannya itu. Sebenarnya pertanyaannya tadikan retoris. Tidak disangka D.O malah menganggapnya serius dan menjawabnya. Entah polos atau… sudahlah.

                “Oh ya, kau yang jadi artis dalam kolom gosipku. Apakah kau akan menahan artikelku?” tanya D.O sedikit cemas.

“Aku yang masuk kolom gosipmu? Bagaimana bisa?” lalu Eunsae membacanya. Biasanya memang dia yang memutuskan apakah artikel itu layak dipajang di Mading atau tidak. Pernah suatu waktu D.O akan membongkar sebuah aib salah seorang teman mereka. Hyuna yang mereka kenal orang yang sangat tajir dan ia bahkan mengaku – ngaku bahwa dia memiliki mal atas namanya sendiri hanya anak seorang pemilik kedai masakan china. D.O sangat ingin memajang artikel itu. Tapi Eunsae melarangnya, Hyuna baik pada semua orang. Walau dia suka menyombongkan betapa kayanya dia tapi dia bukan tipe pembuat masalah. Dan habis itu Eunsae dengan tegas menolak artikel yang membawa masalah keluarga seperti ini.

                Ia melanjutkan membaca artikel tentang dirinya yang dikabarkan dekat dengan Chanyeol. “Terbitkanlah, aku setuju. Aku pikir berita tentang apa,” ia setuju.

“Jadi kau benar – benar berkencan dengan Chanyeol Sunbae?” tanya D.O dengan penasaran.

“Bukan urusanmu,” Eunsae menjulurkan lidahnya seperti anak kecil.

“Kau mau memberi komentar atau apa gitu, mengenai artikel ini?”

“Tidak usah. Ayo kita pasang Mading ini.”

“Cerpenmu sudah selesai?” D.O melihat kolom cerpen Eunsae yang berwarna – warni. “Kau tahu, kau bisa menambah space untuk kolom cerpenmu. Banyak orang yang bilang padaku, kolomnya terlalu sempit. Mereka penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Apakah Hyera dan Jaewook itu akan bersama kembali?”

“Itu rahasia, baca saja kelanjutan ceritanya,” Eunsae tertawa melihat ekspresi kecewa D.O.

                “Kau tahu, Kai suka membaca cerpenmu. Dia tidak mau mengaku memang. Tapi aku yakin hal itu,” D.O mulai menempel kertas karton yang mereka bawa di Papan Mading. “Itu aneh kau tahu? Mengingat aku kenal betul siapa itu Kai. Dia tidak suka membaca, kecuali membaca komik. Apalagi cerita romantis seperti cerpenmu itu.

“Benarkan kau mengenalnya, D.O-ya?” tanya Eunsae menghentikan kegiatannya, menatapnya.

“Tentu saja, aku ini sahabatnya. Aku sudah lama mengenalnya ,” pria itu menatapnya dengan aneh.

“Mengenal seseorang bukan berarti sudah lama bersamanya, bukan?” Eunsae tersenyum.

“Apa yang kau maksud?”

“Maksudku, walaupun kau dekat dengan seseorang menjadi sahabat atau kekasih. Tetap saja ada hal – hal yang disembunyikan bukan? Itu namanya privasi. Jadi kau tidak bisa mengklaim kau mengenal seseorang sepenuhnya.”

                “Eunsae Sunbae, ini payungmu aku kembalikan,” Sehun menghampirinya dan D.O. “Wah, Madingnya sudah dipasang. Aku tidak sabar membaca kelanjutan cerpenmu.”

“Lebih baik kau membaca kolom gosipku dulu,” D.O berpromosi.

“Ige mwoya? Kau benar – benar kekasih Chanyeol Sunbae?” tanya Sehun setelah membaca artikel itu.

“Tentu saja, kalau tidak ia tidak akan mengizinkanku memajang artikel itu,” jawab D.O dengan bangga.

“Apa aku salah dengar?” Kai tiba – tiba muncul begitu saja mengangetkan mereka. Tanpa kata, ia mendorong Sehun agar bisa membaca artikel itu dengan jelas. “Ya, D.O-ya, mengapa kau menulis berita bohong seperti ini?” Kai menatap sahabatnya dengan penuh amarah.

“Sejak kapan kau perduli pada apa yang aku tulis?” sahut D.O tidak terima.

Lalu semuanya menatap Eunsae, bertanya. “Apa? Inikan cuma gosip. Aku saja yang digosipkan tidak ambil pusing,” lalu meninggalkan mereka.

(***)

                “WU YI FAN!!!” teriak Hyeri dengan kesal memanggil nama asli Kriss. Ban sepedanya kempes dua – duanya! Siapa lagi pelakunya kalau bukan senior senggak satu itu! Kita lihat saja siapa yang akan menanggung malu nanti! Pembalasan Hyeri akan sangat kejam! Tunggu saja, Wu Yifan!

“Ban sepedamu kempes?” tanya Luhan yang bersiap – siap mengendarai motor gedenya itu. “Naiklah, aku antarkan kau pulang kerumah.”

“Eunsae, bagaimana? Kaliankan biasa pulang bareng, karena rumah kalian searah,” Hyeri tidak enak pada sahabatnya itu. Rumah Luhan dan Eunsae memang terbilang cukup jauh dari sekolah. Eunsae harus naik bus dua kali untuk tiba disekolahnya. Berbeda dengan rumahnya yang beberapa blok dari sekolah.

“Aku akan menemanimu kebengkel sepeda saja, kalau begitu,” Luhan turun dari motornya dan mengambil alih sepeda Hyeri dan menuntunnya. Hyeri tentu saja senang dengan hal ini. Luhan-ah kenapa kau baik sekali padaku? Tanyanya dalam hati tersenyum dengan lebarnya.

                “Seandainya saja, semua pria baik sepertimu. Hidupku pasti akan lebih mudah,” ucap Hyeri.

“Kau membicarakan Kriss Sunbae?” Luhan tersenyum.

“Tidak lucu!” Hyeri cemberut.

“Itu semua salahmu, kau tahu,” pria itu tidak bisa menahan cengiran dibibirnya. “Kalau saja waktu di OSPEK kau mau menyatakan cinta padanya, dan bukan malah menendangnya dengan jurus Taekondomu itu, semua ini tidak akan terjadi!”

“Hukuman itu sangat tidak logis! Masa aku harus menyatakan cinta pada orang yang pertama kali aku temui? Orang itu Kriss pula! Seandainya saja kau tahu betapa sombong lagaknya saat itu! Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri! Tahu – tahu aku sudah menendangnya, begitu saja,” curhat Hyeri.

“Pria tidak suka dikalahkan oleh wanita, apalagi itu ditempat umum.”

“Apa kau tidak suka pada wanita yang bisa bela diri?” tanya Hyeri sedikit cemas.

“Selama dia tidak memukul atau menendangku, aku rasa aku bisa menerimanya. Jika kekasihku bisa bela diri seperti dirimu, aku tidak akan khawatir lagi dengan keselamatannya. Dan para pria juga pasti jarang menggodanya, jadi ia aman.” Luhan tidak pernah tahu, jawabannya yang simpel itu menyirami benih – benih harapan dalam hati sahabatnya itu. Benih yang semakin lama  semakin kuat dan siap berbuah. Apakah akan berbuah manis sama seperti benihnya??

THE STORY of US

cuap – cuap author dulu yah. gegara chinggu yang satu ini si @karinjani yang menjerumuskan sayang pada virus EXO. makasih buat usul judulnya yg oke yah chinggu 😀 Akhirnya muculah ide untuk membuat fanfiction mereka! ini fanfiction pertama yang di post sebelum saya buat sampe tamat. biasanya kalau mau nge post fanfiction itu yang bikin sampe tamat dulu baru di post.

oke segini aja prolog dari author, selamat baca readers

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

“Morning, chagi-ya,” sapa Chanyeol ramah seraya merangkul Eunsae dengan mesra. Bukannya tersenyum disapa oleh pria tampan, Eunsae malah menatapnya dengan galak!

Melepaskan tangan pria itu yang bertenger dibahunya dengan kasar. “Aku tidak mau bicara padamu!” lalu ia pergi meninggalkan Chanyeol yang terdiam didepan gerbang sekolah.

“Sudahlah, nanti gadis itu juga baik lagi,” hibur Suho sahabatnya. “Kajja, kita masuk. Ini hari pertama kita masuk disekolah baru.”

Chanyeol memutar bola matanya, namun mengikuti langkah kaki sahabatnya.

                D.O alias Kyungsoo sedari tadi tengah menatap mereka dengan penasaran. Asik! Gosip baru lagi! Serunya dalam hati kegirangan. Ia mengikuti kedua pria tampan tadi berusaha menguping pembicaraan mereka. Rupanya mereka murid pindahan dan akan masuk kelas 3 IPA 1, kelas unggulan. Wah gadis – gadis disini pasti dengan cepat akan segera mengerubungi mereka seperti lalat! Informasi tentang mereka pasti laku dijual! Seberapa dekat mereka dengan Eunsae? Aku akan bertanya pada Eunsae saat istirahat nanti! Bagus untuk artikel kolom gosip dimading!! Omo! Ia teringat sesuatu yang sangat penting! Bukankah pria tadi menganggil Eunsae dengan Chagi-ya? Apakah mereka berkencan? Ya! D.O-ya, kau bodoh sekali! Tentu saja mereka berkencan! Ia mengomeli kebodohan dirinya! Hubungan mereka juga sedang tidak harmonis, jika melihat raut wajah Eunsae yang tampak kesal melihat pria tadi. Layak diselidiki!

                D.O suka mengisi kolom gosip dimading. Namanya juga gosip, semua anak disini tertarik membaca kolom gosipnya. Untungnya pun mereka yang terkadang namanya menjadi tercemar akibat muncul dikolom gosipnya, tidak pernah melabraknya atau macam – macam padanya. Kenapa bisa begitu? Karena hampir semua anak disekolah ini pernah masuk kolom gosip. Satu minggu mereka dibicarakan dan dihina – hina, setelah artikel dicopot semua kembali normal. Seakan mereka lupa pada apa yang terjadi. Bahkan para murid baru pun jadi sasaran artikelnya! Lihat saja, minggu ini akan menjadi minggu paling ‘panas’ seantero SMA KYUNGHEE!

                “Eunsae-ya, mianhae. Jebal, jangan marah lagi pada kami,” kata Suho dengan aegyo khasnya yang biasanya bisa meluluhkan hati Eunsae. Tapi tidak untuk kali ini, aegyo Suho tidak mempan! Tentu saja itu karena ia menolak menatap Suho, lebih memilih fokus memakan bekalnya.

“Kalian itu sudah kelas 3, bisa – bisanya pakai pindah sekolah segala,” jelas Hyeri seolah menerjemahkan sikap diam sahabatnya. “Kalian tahu sendiri bagi Eunsae, pendidikan itu nomor 1! Tapi apa yang kalian lakukan?” lanjut gadis berkacamata itu.

“Kami punya alasan yang masuk akal,” bela Chanyeol.

“Benarkah?” Eunsae menatapnya sangsi. “Aku tak sabar mendengarnya,” lanjutnya sinis.

                “Kelas 3 berarti kita akan banyak menghadapi ujian! Mulai dari ujian sekolah, ujian nasional sampai ujian seleksi universitas!” ucap Suho buru – buru menjelaskan.

“Dan itu berarti kalian harus fokus belajar dengan sungguh – sungguh! Bukan malah pindah sekolah seperti ini! Disekolah kamipun kalian akan menghadapi ujian yang sama! Tidak ada perbedaan!” bantah Eunsae sebelum Suho melanjutkan perkataannya.

“Ada bedanya,” jawab Suho dan Chanyeol berbarengan. “Karena ada kau disini,” Suho mencubit pipi Eunsae dengan gemas.

“Ya!” Eunsae melepaskan tangan Suho dan menatapnya dengan galak!

“Karena kau ada disini, kau bisa mengawasi kami belajar. Terserah kau mau bilang apa. Tapi menurut kami, kau adalah pelatih terbaik!” jawab Suho dengan masam.

“Pelatih?” gadis itu menatapnya bertanya.

“Bagaimana bisa Eunsae melatih kalian? Sementara ia sendiri belum pernah ujian nasional apalagi ujian masuk universitas?” tanya Luhan yang sedari tadi hanya diam  melihat percakapan didepannya. “Eunsae itu junior kalian.”

                “Eunsae akan terus menyuruh kami belajar dengan keras. Dan dia juga bisa mengoreksi jawaban – jawaban yang kami buat. Kan kami akan belajar dari soal – soal yang ada pembahasannya. Ia juga bisa membantu kami menghapal. Karena kadang ia bertanya pada kami tanpa kami duga dan akan menghukum kami jika jawaban kami salah. Aku rasa itu cara yang lumayan ampun untuk lulus! Kami rela bergadang sampai pagi deh,” Chanyeol menjelaskan.

Eunsae menatap kedua sahabat karibnya sedari kecil itu, bergantian. Mencari kesungguhan didalam mata mereka. Ia melanjutkan makannya membiarkan Suho dan Chanyeol binggung. “Mana bisa aku tahan marah pada kalian,” katanya dengan tenang.

“GOMAWO!” teriak mereka berdua seraya memeluk gadis itu dengan erat! Membuat orang – orang yang ada dikantin menatap mereka dengan penasaran.

                “Siapa mereka?” tanya Kai alias Jongin yang tak luput memperhatikan Suho dan Chanyeol yang tengah memeluk Eunsae.

“Mereka murid pindahan, senior kita, anak IPA juga,” jawab D.O sambil menyeruput minumannya. Namun tiba – tiba ia menatap Kai dengan pandangan seolah ia akan menyampaikan hal yang penting. “Tapi ada hal yang menarik! Kau tahu, ternyata selama ini Eunsae punya kekasih!! Kau lihat pria tinggi dengan hidung mancung? Eh iya, dua – duanya mancung. Maksudku yang rambutnya sedikit ikal kecoklatan,” D.O mencoba mengarahkan Kai pada sosok yang dibicarakannya. “Pria itu kekasih Eunsae! Kabarnya, ia sampai rela pindah sekolah demi Eunsae! Bisa kau bayangkan itu? Seberapa besar pengorbanan yang dilakukannya demi Eunsae! Padahal dia sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan ujian!!” kata D.O panjang lebar. Antusias menceritakan gosip yang didapatnya pada sahabatnya itu.

                Kai menatap Eunsae yang sedang menikmati makanannya. Sesekali gadis itu tertawa mendengar ocehan sahabat – sahabatnya.”Apa yah yang dilihat mereka dari sosok Eunsae? Kuamati sedari tadi pun dia benar – benar gadis biasa. Tak ada yang istimewa,” kata D.O membuatnya terkejut. Ia menjauhkan tubuhnya dari sahabatnya itu, tak mau tertangkah basah sedang menatap Eunsae. Lebih baik aku pergi dari sini, sebelum sibiang gosip itu menganalisa hal yang tidak – tidak. Ia beranjak meninggalkan kantin, tidak minghiraukan sahabatnya itu yang bertanya mau kemana dia. Dalam hati menyesali keputusannya untuk duduk satu meja dengan D.O. Saat masih kelas satu, Kai, D.O, dan Eunsae satu kelas. Kai sudah tahu tabiat – tabiat ajaib D.O yang tidak mau dipanggil mana aslinya itu. Sementara D.O akrab dengan Eunsae karena sama – sama mengolah mading sekolah. Bagaimana hubungan dia dan Eunsae? Untuk yang satu ini, ia sendiri pun tidak tahu jawabannya.

                “Eunsae-ya, kau jadi panitia BTL (Basic Training Leadership) yah?” Pinta Luhan selaku ketua OSIS. Eunsae mengangguk dengan agak malas. Kalau bukan ia ketua koordinator mading yang mengharuskannya untuk ikut OSIS, ia pasti sudah menolak mentah – mentah. Ia menatap Luhan yang duduk disamping Hyeri, salah satu pria baik yang menjadi sahabatnya. Luhan banyak membantunya dan Hyeri saat mereka mengikuti BTL. Semenjak itu mereka menjadi dekat walaupun mereka berbeda kelas. Sejak awal pun Eunsae tahu pria ini pasti akan menjadi pemimpin yang hebat untuk organisasi mereka. Dulu ia dan Hyeri yang dengan penuh semangat mendukungnya untuk menjadi ketua OSIS. Sekarang setelah terpilih ia tidak bisa tidak menolak diikut sertakan dalam setiap kegiatan OSIS.

                “Kau jadi sekertaris acara yah?” pinta Xiumin, wakilnya Luhan. Dihadapannya ada rapat tak resmi OSIS dimana para ‘atasan’ berkumpul. Luhan juga sempat memintanya untuk menjadi sekertaris umum. Ia menolaknya dengan alasan kegiatan mading, yang untungnya bisa dipercaya oleh sahabatnya itu. Hyeson dari kelas IPS yang akhirnya menjadi sekertaris Luhan. Hyeri dan Hyeson harus tahan kuping dengan sindiran yang banyak mengatakan kalau mereka berdua adalah selir – selir Luhan yang terkenal tampan.

“Andwe!” tolaknya. “Kemarin aku sudah jadi sekertaris diacara bakti sosial. Panitia lain saja, libatkan senior kalau perlu,” sarannya.

“Sunbaenim, kalian mau menjadi panitia OSIS?” Hyeri menawarkan Chanyeol dan Suho bergabung.

“Anio! Mereka akan sibuk belajar,” jawab Eunsae sebelum mereka berdua mengeluarkan suara. “Kenapa tidak mulai dengan meringkas pelajaran kelas 1, kalian?” ia memberikan tatapan mengancam.

“Arraseo,” jawab mereka berdua dengan kompak. Saat Eunsae berbalik, keduanya habis – habisan menirukan mimik muka Eunsae! Membuat yang lain harus menahan tawa!

“Suho akan meringkas Fisika dasar dan Yeoli Matematika, dan semuanya akan aku periksa tiga hari lagi.”

“Kalian tidak kekelas?” Suho melihat jam dinding yang menunjukan sebentar lagi bel akan berbunyi.

“Kami mendapat izin untuk mengadakan rapat saat kelas dimulai,” jawab Hyeson sambil menuliskan sesuatu dinotes yang selalu dibawanya kemana – mana.

                “Balik lagi kemasalah BTL, jadi kau mau masuk seksi apa Eunsae-ya?” tanya Hyeri.

“Kesehatan!” jawabnya langsung.

“Anio! Yang ada malah kau yang akan dibantu oleh seksi kesehatan! Keseimbangan badanmu itu kan tidak bagus! Naik sepeda saja tidak bisa!” tolak Luhan mentah – mentah, mengingat lokasi acara mereka haru mendaki bukit. Walaupun bukit tapi tanah liat yang becek memenuhi sepanjang rute perjalanan. Kemarin saja, kalau bukan karena Luhan, entah berapa kali Eunsae harus terjatuh karena badannya tidak seimbang. Ia tidak bisa menjejakan kakinya dengan benar ditanah liat nan becek tersebut. Luhan sampai harus membawa tasnya dan juga menuntunnya berjalan!

“Ya!” Eunsae mengangkat tangannya hendak memukul sahabatnya itu, namun gerakannya terhenti. Biar bagaimanapun Luhan itu ‘atasan’ nya sekarang. Ia tidak bisa bertindak sembarangan dan menjatuhkan wibawa sahabatnya itu. “Kalau begitu konsumsi saja,” ia mengalah.

“Kau kan tidak bisa masak,” Hyeri mencibirnya.

“Bagaimana kalau acara?” usul Hyeson.

                “Aku diacara,” Kai tiba – tiba datang dengan napas berantakan. “Belum terlambatkan?” ia langsung duduk dibangku kosong, tak menghiraukan tatapan aneh teman – temannya. Nama Kai memang tercantum sebagai panitia OSIS, tapi ia tidak pernah mau ikut kegiatan apapun! Katanya itu membuang – buang waktu! Dan sekarang tiba ia ingin ikut, dan masuk diseksi acara pula?

“Eh, tapi Kai-ah kau-“ Xiumin membuka suara.

“Belum punya pengalaman?” ia menyelesaikan pertanyaan Xiumin. “Aku rasa Eunsae akan bisa membantuku nanti. Mungkin aku bisa menyusun susnan acara atau menyiapkan materi games?” ia menawarkan.

“Aku belum memutuskan masuk acara,” kata Eunsae mengalihkan pandangannya tak mau menatap pria itu.

“Eunsae-ya, hanya kau yang aku percaya untuk tugas seberat ini,” bujuk Luhan.

Eunsae hendak menolak namun ia melihat panitia lain yang menatapnya penuh harap. “Baiklah, tapi aku tidak mau jadi MC! Kalau moderator untuk materi Guru tidak masalah. Dan aku tidak mau rapat – rapat dijam – jam kelas seperti ini. Lebih baik pulang telat daripada mengambil jam pelajaran.”

“Aku tahu, tapi waktu kita mepet! Kita akan melaksanakan BTL tiga minggu dari sekarang,” ucap Hyeson sedikit cemas.

                “Uang dari Kepala Sekolah kapan cair?” tanya Xiumin ke Hyeri selaku bendahara umum.

“Tergantung proposalnya selesai kapan. Kita ajukan proposal baru deh nanti Kepala Sekolah tanda tangan terus uang cair,” jelas Hyeri yang berkutat dengan kalkulatornya.

“Sekarang lanjut ke seksi selanjutnya,” kata Luhan. Eunsae tidak mendengarkannya.

“Kau ini kesambet apa gimana? Tiba – tiba jadi ikut OSIS begini,” tanya D.O penasaran. Kai menutup mulutnya rapat – rapat. D.O mendengus melihat sikap sahabatnya yang pendiam itu.

                “Seperti yang aku katakan tadi, aku hanya mau bergerak dibelakang panggung,” kata Eunsae setelah Luhan mempersilahkan koordinator setiap seksi mengadakan rapat kecil. “Biar aku dan D.O si biang gosip ini yang akan menjadi MC. Kau dan Kai memikirkan konsepnya saja,” Baekhyun menawarkan.

“Kau punya ide untuk games? Nanti aku yang akan mencarikan materi untuk peserta. Aku juga yang akan menghubungi guru – guru yang berminat untuk mengisi materi,” ia bertanya pada Kai mau tidak mau. Entah mengapa ia mempunyai firasat buruk mengenai Kai yang bergabung dengan OSIS. Pria itu mengangguk setuju. Lalu ia mulai membagi – bagikan tugas untuk teman – temannya. Berdiskusi mengenai konsep apa yang akan mereka usung.

                “Eunsae-ya, kau punya softcopy proposal BTL? Eunji Sunbaenim bilang ia memberikannya padamu,” Hara mendekatinya.

“Hyeson juga pasti punya, minta sama dia saja Hara-ya.” Ia jadi teringat Eunji, seniornya itu. Dulu Eunji menjabat sebagai sekertaris umum OSIS. Melihat dirinya yang selalu menjadi sekertaris dan seksi penting lain dalam acara, membuat Eunji memberikannya softcopy mulai dari proposal sama laporan akhir kegiatan padanya.

“Kenapa kau menolak jabatan itu?” Baekhyun menatapnya bertanya.

“Mading saja sudah membuatku sibuk, aku tidak mau sekolahku terbengkalai karena organisasi.”

                “Kenapa tiba – tiba Kai memutuskan untuk ikut BTL?” tanya Hyeri berbisik ditengah – tengah pelajaran Kimia yang membosankan, setelah rapat selesai. Guru Shin hanya menugaskan mereka mencatat dan mencatat! Eunsae mengangkat bahunya, tidak tahu. “Mungkinkah ini karena ia ingin dekat denganmu?”

Eunsae menghela napas dengan berat memikirkan pertanyaan sahabatnya itu. Ia melirik miniatur menara Eifeel, pemberian dari Kai. Pria itu bilang ia sangat ingin pergi ke Paris untuk melanjutkan studinya. Ia beralasan karena semenjak kecil ia bertetangga dengan orang Perancis. Dan orang Perancis itu sudah pasti membangga – banggakan negara asalnya. Saat musim panas tiba ia ingin mempertunjukan seni jalanan, ia akan menari dijalan menghibur orang – orang.

Eunsae mengambil miniatur menara Eifeel itu, mencengkramnya dengan kuat. “Jongin-ah, kau tidak bisa datang dan pergi begitu saja dalam kehidupanku.”

SM HOSPITAL Part XIII (Final)

“Tidakah menurutmu ini waktu yang kurang tepat? Sungmin baru saja pergi meninggalkan kita. Aku rasa aku butuh waktu untuk memikirkannya lebih lanjut Jungsoo-sshi. Karena menikah adalah sebuah hal permanen bagiku. Ikatan yang sangat kuat”jawab Hyeri terkejut dengan lamaran tiba – tiba dari kekasihnya.

“Anio, aku rasa ini adalah waktu yang sangat tepat. Sungmin mengajarkan kepada kita, bahwa hidup sangatlah singkat. Aku ingin menghabiskan hidupku dengan melakukan hal – hal yang aku sukai, bersamamu Hyeri-ya. Menikmati hidup dengan bahagia, selama kau disisiku. Aku butuh jawabanmu sekarang. Waktu untuk mengundurkan diri dari pencalonan direktur Hospital adalah lusa. Aku butuh keputusanmu, sekarang”Leeteuk menunggunya. Hyeri mengangguk dengan pasti.

                Ia sudah menyiapkan mentalnya sedari jauh – jauh hari. Hubungannya dengan Jungsoo yang seorang dokter pewaris rumah sakit, tidaklah mudah. Akan banyak orang yang menentang hubungan ini. Merusak jalinan cinta mereka. Namun ia percaya sepenuhnya pada Jungsoo. Apapun akan ia lakukan untuk bersama kekasih tercintanya. Hidup dengan bahagia seperti pesan Sungmin temannya. Orang yang telah mengajarkannya untuk berani mengambil keputusan apapun resikonya. Sungmin-ah Gomawo.

***

3 tahun kemudian

New York Hospital

                “Seahyun-ah, bagaimana kabarmu hari ini?”tanya Kibum saat menjenguknya dirumah sakit.

“Agak sedikit mual, tadi dokter Smith baru saja memberikanku obat penenang. Tadi aku muntah sangat hebat dirumah. Omoni bersikeras agar membawaku kerumah sakit”Kibum mengelus pipinya dengan lembut.

“Isteriku yang malang, harus berapa lama lagi kau merasakan sakit seperti ini? Jika bisa aku mau mengantikan dirimu untuk menjalani pengobatan ini”ujarnya iba.

“Suamiku yang sangat tampan. Selama kau ada disisiku aku akan kuat menjalani ini semua”Seahyun mengutip kata – kata yang sering diucapkan suaminya.

                “Ada kabar baik kau tahu? Aku mendapatkan post dari Seoul!”Kibum membawa berita baik.

“Jongmal? Dari siapa? Eunsae? Hyeri?”ia tersenyum melihat ekspresi istrinya yang bahagia mendengar kabar baik itu. Menyerahkan post itu padanya. Seahyun membacanya dengan senyum menghiasi wajahnya.

“Well, aku rasa kita bisa pulang sebentar ke Seoul! Setelah kondisimu membaik. Untunglah mereka mengabarkan berita ini dari jauh – jauh hari”ia semakin senang mendengar perkataan suaminya.

“Jongmal? Kita akan pergi ke Seoul? Oh, gomawo jagi-ya”ia memeluk suami tercintanya.

***

Choong nam Provinsi

                “Dokter Park, belakangan ini aku sering merasa nyeri dipunggungku. Aku juga susah tidur, kenapa ya?”tanya seorang pasien lansia kepada Jungsoo.

“Biar aku periksa, sebentar yah Harabuji”ia pun memeriksa pasiennya.

“Aku tidak melihat suster Hyeri, dimana dia?”

“Ia sedang menyusui Jaewoon dibelakang. Sementara aku yang mengerjakan tugasnya. Ini bukan penyakit yang serius. Kebanyakan orang yang sudah lanjut usia, memang mengalami apa yang Harabuji alami. Itu sangatlah wajar. Aku akan memberikan resep vitamin untukmu. Jangan lupa diminum dengan rutin yah”pesannya.

                “Aku kagum padamu anak muda. Kalian berdua sepasang suami istri mau membuka praktek kesehatan dengan murah. Semenjak ada kalian desa kami semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Kapan – kapan kalau ada waktu main kerumahku. Istriku akan memasak makanan yang enak untuk kalian. Apalagi ia suka sekali pada Jaewoon”ucap pasien itu sebelum pamit.

                Hyeri keluar dari ruang belakang sambil mengendong bayinya yang baru berumur satu tahun. Jungsoo tersenyum dan menghampirinya”Sini anak Appa biar Appa gendong. Aduh Jaewoon tampan sekali yah ketika tertidur”matanya berbinar penuh sayang menggendong anaknya.

“Ada kiriman dari Seoul, Jungsoo-sshi?”tanyanya saat melihat post dimeja kerja suaminya. Sekarang sedang jam istirahat otomatis tidak ada pasien yang datang.

“Aku agak berharap mereka mau datang langsung untuk mengundang kita keacara pernikahan mereka! Bagaimanapun juga akukan Hyungnya. Dasar dongsaeng yang tidak sopan. Aku khawatir Eunsae akan terbawa oleh sikap buruk Kyuhyun”jawab Jungsoo dengan kesal.

                “Aku ragu akan hal itu. Eunsae itu orang yang pendiriannya kuat! Mau bertaruh?”tantang Hyeri tersenyum jail.

“Aku yang menang pun nantinya aku yang akan mengalah padamu. Tidak usahlah, mana pernah aku menang melawanmu?”cibir suaminya.

“Kembali lagi kita ke Seoul. Mengingatkanku akan masa – masa kita bekerja di Hospital”

“Yah, tentu saja. Kita memang harus kembali ke sana sebentar. Omma bilang ia kangen pada Jaewoon, cucu kesayangannya. Apalagi Apuji juga tidak sabar menunggumu membuatkannya sup iga favoritnya”apa yang tadinya ditakutkan oleh mereka berdua tidak terbukti. Orangtua Jungsoo sama sekali tidak menentang pernikahan mereka. Ataupun keputusan mereka untuk meninggalkan Hospital. Berkat Kyuhyun dan juga Eunsae, serta Yoochun.

***

Seoul, Hospital

                “Apakah aku menganggumu dokter permen?”sapa Kyuhyun di ruang divisi anak yang banyak orang. Sontak pipi Eunsae memerah padam.

“Ehm, ada calon pengantin nih”ucap Shindong memulai. Entah mengapa suasana hati Kyuhyun sepertinya sedang buruk. Ia menatap Shindong dengan tajam sejenak, membuat siapapun yang ingin menggodanya urung.

“Tidak, aku rasa aku bisa keruanganmu sekarang”Eunsae segera menarik Kyuhyun keluar dari divisi anak.

                “Ada apa denganmu? Apa ada yang salah?”

“Aku kesal dengan si Jaejoong itu. Kau tahu apa yang dikatakannya? Ia sama sekali tidak mengizinkanmu mengambil cuti lebih dari 3 hari! Itukan kelewatan namanya. Jangan – jangan ia juga tidak rela kau akan menikah denganku?”Kyuhyun mengeluarkan semua emosinya. Eunsae baru tahu belakangan setelah mereka berpacaran bahwa kekasihnya itu sangat posesif, dan pencemburu buta. Apalagi mengenai kedekatannya dengan dokter Jaejoong.

                “Aku akan membujuknya tenang saja. Aku yakin, bersama Seohyun bisa meminta izin padanya agar memberikanku cuti seminggu. Gwenchana. Bagaimana masalah undangan?”sikap Seohyun semenjak kepergian Sungmin, sangatlah berubah drastis. Tapi dalam hal yang positif, ia bekerja dengan lebih giat. Menjadi dokter yang lebih ramah, dan santun. Hapuslah sudah image dokter malnya. Malah sekarang ia menempati apartemen yang sama dengan Eunsae. Hubungan mereka sendiri sangatlah harmonis.

                “Aku sudah mengirimkannya pada Jungsoo Hyung dan juga Kibum. Kau hanya tinggal menyiapkan dirimu menjadi seorang istri dari presdir Cho Kyuhyun”ucapnya dengan bangga. Berkat dukungan dari kakak – kakaknya serta teman – temannya, ia berhasil menjadi presdir di Hospital.

“Kau tahu aku sangat tidak merasa enak dengan Hyeri dan Jungsoo. Seharusnya kita mengunjungi mereka dulu sambil membawa undangan itu. Sangat tidak sopan sekali kita ini”Eunsae terlihat khawatir.

“Gwenchana, aku yakin Hyung pasti akan mengerti. Atau lebih tepatnya sudah mengira aku akan berbuat seperti itu. Aku ingin kesan tidak sopanku tetap melekat paling tidak sampai kita menikah”

“Sikap tidak sopan kok bangga. Anehnya dirimu”komentar Eunsae menyindir.

***

Hari pernikahan!!!

                “Kau tampak cantik sekali hari ini Eunsae-ya”puji Seohyun padanya, sementara Eunsae tersipu.”EUNSAE-YA!!”teriak dua perempuan begitu memasuki kamar rias. Kejutan yang menyenangkan dari kedua sahabatnya.

“Kalian datang?”ia pun memeluk kedua sahabatnya.

“Awas gaunmu”Seohyun mengingatkan.

“Tentu saja, kami datang! Pikirmu kami seburuk itu sampai – sampai tidak menghadiri acara pernikahan sahabat kami?”ucap Seahyun seolah tersinggung.

                “Jaewoon mana?”tanyanya pada Hyeri. Jungsoo masuk sambil mengendong buah hatinya.

“Kau terlihat sangat cocok menjadi seorang ayah Hyung”kata Yoochun padanya.

“Bolehkan aku mengendongnya? Aku kangen sekali padanya. Omo, betapa tampannya keponakanku yang satu ini”pinta Eunsae.

“Tentu saja boleh, kau kan imo nya”tegas Hyeri, Jungsoo memberikan Jaewoon padanya.

“Makanya cepat – cepat punya anak nanti”goda Jungsoo padanya.

                “Yah, mau bagaimana lagi. Harus aku akui kau cantik sekali hari ini. Terpaksa aku mengizinkanmu mengambil cuti seminggu”tiba – tiba Jaejoong juga hadir dalam ruangan. Seahyun mengambil Jaewoon darinya, untuk digendong. Eunsae tersenyum salah tingkah.

“Mianhae dokter Kim. Aku akan kembali dengan cepat”katanya.

“Lagipula, ada aku yang akan mengantikan tugasmu”Seohyun menawarkan.

“Baiklah, selesai sudah. Sekarang waktunya mempelai wanita untuk masuk kedalam. Kyuhyun sudah menunggumu”seru Yoochun.

                Acara pernikahan itu sangat indah dan hikmat. Kyuhyun sangat bahagia sekali akhirnya dapat mempersunting kekasih tercintanya. Acara pun berlanjut ketahap resepsi pernikahan. Kali ini walaupun Eunsae tidak suka berdansa tapi ia harus berdansa dengan banyak orang. Tapi ia tidak mengeluh sama sekali. Asalkan melihat suaminya tersenyum padanya, ia merasa seperti mendapat tenaga tambahan. Akhirnya ada waktu juga untuk berbincang dengan teman – temannya.

“Mana Jaewoon?”tanya Eunsae, saat ia dan Kyuhyun menghampiri teman – teman mereka.

“Lagi sama Omoni dibelakang”jawab Hyeri sabar.

“Jadi kalian akan pergi kemana untuk bulan madu?”tanya Seahyun.

                “Aku sih ingin pergi ke Paris. Tapi Eunsae tidak mau”jelas Kyuhyun tidak sepenuhnya setuju dengan pilihan tempat bulan madu istrinya.

“Seahyun sudah pergi kesana dengan Kibum. Lalu Hyeri dan Jungsoo di pulau Jeju. Aku tidak mau sama dengan kalian. Jadi aku pilih pulau Lombok, Indonesia”Eunsae menjawabnya dengan cuek.

“Akhirnya kalian menikah juga”komentar Jungsoo.

“Maksudmu?”Kyuhyun menatapnya bertanya.

“Anio, aku hanya senang”jawab Jungsoo.

“Bilang saja, kau menanti siapa yang akan menikah selanjutnya. Sampai kapan kau mau berlagak sebagai mak comblang di Hospital, Jungsoo –sshi”Hyeri membuka kedoknya.

                “Waktu berputar dengan cepat yah? Pertama kita menghadiri pernikahan Jungsoo dan Hyeri di pulau Jeju. Setahun kemudian, dengan mengandung anak pertama, ia, Jungsoo, aku dan Kyuhyun menghadiri pernikahanmu dan Kibum di New York. Sekarang kita berada di Seoul, dan aku menikah dengan Kyuhyun”Eunsae menjelaskan, Kyuhyun merangkulnya penuh kasih.

“Yah, aku berharap tahun depan sudah ada anak diantara kami”ucap Kyuhyun optimis.

“Aku berharap dapat mempunyai kesempatan yang sama dengan kalian. Bisa mempunyai anak dan mengandung”Seahyun berkata dengan tegas, Kibum memegang tangannya menguatkan.

“Itu pasti Seahyun-ah”jawab Eunsae dan Hyeri kompak.

“Bersulang untuk semua hal – hal yang baik yang akan terjadi dimasa depan. Serta untuk adikku dan sahabatku, Kyuhyun dan Eunsae”Jungsoo mengangkat gelasnya, semua mendekatkan gelasnya masing – masing dan berteriak“HAENGBOOKHE!!!”

SM HOSPITAL Part XII

“Tidak perlu dikasihani? Tidak tahukah kau betapa menyedihkannya kau saat ini dimataku? Kau pikir hanya kau saja yang sedih kehilangan Sungmin? Berapa tahun kau mengenalnya? Kapan kau mengenalnya? Tahun pertamamu di Hospital? Aku mengenal Sungmin, karena aku dan dia sama – sama dibesarkan di panti asuhan yang sama! Walaupun kami telah diadopsi tapi kami selalu tetap berhubungan dengan baik! Aku juga sangat kehilangan Sungmin! Ia seperti Oppa bagiku! Aku juga sama sepertimu Kyuhyun-sshi”kata Eunsae berlinang airmata.

                Tanpa pikir panjang ia memeluk Kyuhyun”Bukankah berbagi kesedihan itu lebih baik?”katanya.

”Dia tidak harus pergi meninggalkan kita seperti ini bukan? Harusnya aku yang pergi! Aku si anak haram! Kenapa harus ia? Kenapa bukan orang lain? Kenapa bukan aku saja? Kenapa ia meninggalkan kita seperti ini? Apa yang harus aku lakukan tanpanya? Apa bisa aku hidup tanpanya? Tanpa dukungan seorang Sungmin Hyung? Hanya ia yang aku punya didunia ini! Hanya ia yang perduli padaku! Apa yang harus aku lakukan sekarang?”tangis Kyuhyun dibahu Eunsae.

                “Kau tidak sendirian! Masih ada aku, Jungsoo-sshi, suster Hyeri, Yochun. Kami semua akan membantumu menghadapi kepergian Sungmin! Kita akan mengatasi masalah ini bersama – sama! Kau harus percaya padaku! Sungmin pasti ingin agar kita hidup dengan bahagia, walaupun tidak ada dia disisi kita. Kau percaya hal itu bukan?”hibur Eunsae padanya. Entah berapa lama mereka berpelukan seperti itu. Hanya terdiam, menghibur yang lainnya. Seakan keduanya enggan dengan melepaskan pelukan.

                “Kau lapar? Dari tadi aku tidak melihatmu makan sesuatu, perutmu pasti kosong. Aku buatkan makanan untukmu yah?”kata Eunsae melepaskan pelukannya dari Kyuhyun. Ia berjalan menuju dapur tanpa meminta persetujuan dulu dari pemilik rumah. Melihat isi kulkas dan mulai memasak.

“Aku tidak lapar”Kyuhyun menghampirinya didapur.

“Aku juga tidak lapar. Tapi kita butuh tenaga untuk menghadapi semua cobaan ini, makanya kita harus makan”Eunsae menatapnya dengan lembut namun tegas.

“Kau tahu apa percakapan terakhirku dengan Sungmin?”tanya Eunsae tiba – tiba. Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

                “Aku sama sekali tidak tahu bahwa itu adalah terakhir kalinya aku bertemu dengannya, berbincang – bincang dengannya. Sudah lama sekali aku tidak memanggilnya Oppa. Sungmin Oppa. Aku agak iri karena setelah dipikir – pikir apa yang kami perbincangkan waktu itu adalah tentang kau. Bahwa aku harus membantumu, menjalani hidup dengan bahagia. Menemanimu, menjadi teman bicaramu, mendengarkan cerita – ceritamu, memahami dirimu. Kau tahu dia bilang kau adalah anak kecil cerdas yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Kau menjadi pemberontak untuk mendapatkan perhatian dari orang – orang yang kau cintai. Katanya kau membutuhkanku dalam hidupmu. Apakah ia benar?”

                Kyuhyun terdiam, hening lama diantara mereka. Padahal Eunsae menunggu jawaban darinya.”Ehm, aku rasa aku berubah pikiran. Aku sangat lapar sekarang. Apa kau bisa lebih cepat memasak makanan untukku?”pintanya. Eunsae menatapnya sejenak, sebelum kembali memasak untuk Kyuhyun.  Ia hanya menemukan daging didalam kulkas dan memutuskan untuk membuat sup daging serta beberapa ikan goreng, dan telur gulung.

“Isi dapurmu lumayan lengkap untuk ukuran seorang dokter sibuk yang tinggal sendiri dirumahnya”komentarnya saat menghidangkan makanan dimeja makan.

“Ada ahjumma yang mengurus semua isi rumahku”katanya mengangkat bahu.

                “Enak tidak?”tanya Eunsae, menatapnya dengan penasaran.

“Hmm lumayan”jawabnya singkat. Eunsae memandang makanannya dengan lesu.

“Rasanya persis seperti masakan ibuku. Sudah berapa lama aku tidak makan bersama keluargaku?”jawabnya tiba – tiba. Eunsae tersenyum mendengar perkataan Kyuhyun.

“Lain kali aku, Hyeri dan Seahyun akan memasak, lalu kita akan makan bersama. Jungsoo, Yochun, Kibum dan yang lainnya juga. Pasti sangat menyenangkan!”

***

                “Kita butuh bicara berdua saja”ajak Kibum pada Seahyun setelah Yesung dan Eunhyuk mengantar Eunsae kerumahnya. Seahyun mengangguk, ia menyadari bahwa mereka memang harus membicarakan masalah mereka sendiri, yaitu bagaimana kelanjutan hubungan mereka pasca mereka tahu penyakitnya.

“Bagaimana keadaanmu? Kau pergi kemana saja? Tahukah kau betapa aku sangat mengkhawatirkanmu? Bahkan kau juga tidak mengangkat telepon dari teman – temanmu. Kalau kau marah padaku, aku terima jika kau tidak mengangkat telepon dariku. Tapi teman – temanmu tidak bersalah. Mereka juga sangat mengkhawatirkan dirimu!”kata Kibum sedikit emosi.

                “Mianhae, aku hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiranku, manata hatiku yang berantakan. Berusaha menerima kenyataan pahit ini. Aku tahu akan sangat menyakitkan dan berat sekali untukku. Tapi aku memutuskan untuk berhenti menjadi dokter. Setelah aku menjalani operasi masektomi, aku akan mengikuti berbagai pengobatan dan kemoterapi. Paling cepat 5 tahun, dan sebagai dokter aku tahu aku tidak dapat menanggur seperti itu. Tangan ini harus terus melakukan operasi secara berkelanjutan. Akan sangat mustahil aku mampu mengoprasikan tanganku dengan baik sebaik tanganku bekerja sekarang. Lagipula aku ragu akan ada rumah sakit yang menerimaku bekerja lagi”ujar Seahyun.

                “Aku sependapat denganmu. Utamakan kesehatanmu terlebih dahulu. Belum terlambat untuk melakukan masektomi. Kau akan melakukan operasi di New York kenalanku merekomendasikan dokter yang sangat ahli penyakit kanker payudara. Disana kau dapat dengan tenang menjalani masa – masa pengobatanmu. Ada keluargaku yang akan selalu menemanimu. Aku juga sudah memutuskan untuk mengikuti saran Yochun, mengikuti transfer dokter Hospital. Gwenchana, kita akan bisa mengunjungi Seoul sekali – sekali. Aku akan tetap disisimu, Seahyun-ah”Kibum menatapnya, ada banyak yang tersirat dari tatapan matanya yang teduh. Kerinduan adalah yang paling dominan.

                “Tidakah kau mengerti? Aku mengidap penyakit kanker! Penyakit yang sangat ditakuti oleh semua wanita didunia ini. Dan kau tetap memilihku? Masih banya perempuan sehat diluar sana yang jauh lebih pantas untuk dirimu. Seseorang yang mampu membuatmu bahagia. Yang nantinya akan melahirkan anakmu. Kemungkinan aku hamil hanya 5 % setelah kemoterapi! Bukan orang sekarat yang akan menghabiskan masa hidupnya dengan kemoterapi dan pengobatan lainnya! Aku ingin kau bahagia Kibum-ah. Agar aku juga bisa tenang menjalani pengobatanku! Kumohon tinggalkan diriku! Carilah perempuan lain, aku sangat rela melepasmu”tangis Seahyun tak bisa dibendung.

                Kibum memeluknya”Aku tidak perduli bagaimana kondisi kesehatanmu ketika aku menyatakan cintaku. Aku mencintaimu, dan hanya kau Seahyun-ah. Aku tidak bisa bahagia jika tidak bersamamu! Ibuku sangat mengkhawatirkan calon menantunya! Masalah anak, aku akan dengan sabar menunggu buah hati kita. Tapi kita juga bisa mengadopsi anak jika kau mau. Hal yang terpenting dalam hidupku adalah bersamamu. Dalam keadaan apapun aku akan bisa mengatasinya, asalkan kau berada disisiku”Seahyun teringat dengan kata – kata Sungmin, ya Sungmin-ah aku akan berbahagia dalam hidupku yang singkat ini, bersama Kibum. Gomawo Sungmin-ah

***

                “Aku telah memikirkan hal ini dengan matang. Tepat setelah kau menerimaku sebagai kekasihmu. Hal itu semakin jelas saat Sungmin pergi”kata Leeteuk ditaman pada Hyeri.“Aku akan keluar dari Hospital”Hyeri menatapnya tak percaya.

“Andwe! Kau tidak bisa melakukan hal itu! Bagaimana dengan masa depan Hospital? Ayahmu akan sangat marah besar! Jangan bilang hal ini karena aku. Kau tidak boleh melakukan hal ini. Aku sadar hubungan kita akan sangat sulit diterima. Aku bisa keluar dan mencari rumah sakit lain sebagai suster. Tapi tidak denganmu! Kau adalah pewaris dari Hospital!”jawabnya tak terima.

                “Ada Kyuhyun yang akan menggantikanku. Ia dokter yang sangat cakap, jauh lebih briliant dibandingkan aku. Lebih inovatif, itulah yang dibutuhkan oleh pemimpin Hospital kelak. Aku tidak memiliki kualifikasi itu. Ditambah dengan cepat atau lambat dia akan menerima Eunsae dalam hidupnya. Itu akan membuatnya lebih kokoh dan matang. Aku akan mundur dari pencalonan direktur Hospital dan mendukungnya seperti saran Eunsae dan Sungmin. Aku juga yakin dengan tekad kita yang kuat, orangtuaku akan merestui hubungan kita.

                Tahukahkau apa yang kuimpikan saat aku menatap matamu?”tanya Leetuk menatap Hyeri dengan intens.”Aku ingin membuka praktek dipedesaan dimana orang – orang disana menyambutku dengan senang. Hanya ada masalah kesehatan, tanpa campur tangan politik. Tugas – tugas yang menyenangkan. Bersamamu sebagai istri, ibu untukku anak – anakku kelak, sekaligus susterku. Kita akan memajukan kesehatan dipedesaan. Hyeri-ya, maukah kau memenuhi permintaanku ini?”Leeteuk melamarnya.

SM HOSPITAL Part XI

“MINGGIR”kata seseorang menyadarkannya dari semua kegilaan ini. Kyuhyun datang dengan cepat dan langsung membawa Sungmin keruang UGD. Ia tahu, ini bukanlah bidangnya sebagai dokter anak. Tapi ia tidak bisa tinggal diam begitu saja. Dengan cepat ia berlari menuju kamar doker terdekat dan mengganti baju operasi. Saat sampai di UGD tampak Kangin, Hangeng dan juga suster Hyeri disana.

“Aku baru mau menghubungimu dokter Eunsae. Kita kekurangan orang, dokter Saehyun sama sekali tidak bisa dihubungi. Aku mau kau mengontrol tekanan darahnya dengan akurat!”ia mengangguk.

                “Apa yang terjadi pada Sungmin Hyung?”tanya Kyuhyun.

“Kecelakaan dokter Cho. Ia menderita tekanan benda tumpul yang sangat dalam pada jantungnya serta pendarahan dalam otaknya-“suster Hyeri tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena tiba – tiba detak jantung Sungmin berhenti berdetak. Semua yang ada didalam ruangan itu telah mencoba semua hal dan melakukan apa yang mereka bisa untuk menyelamatkan nyawa Sungmin. Namun takdir berkata lain, kini berkurang satu dokter lagi dari Hospital. Lee Sungmin…

                “ANDWE!!! Hyung kau tidak boleh pergi dengan cara seperti ini! ANDWEEEE”teriak Kyuhyun dengan histeris. “CPR sekarang!”perintahnya sama sekali tidak percaya bahwa temannya sudah pergi.  Bergegas melakukan CPR dengan terus menekankan tangannya pada dada Sungmin yang tak berdetak. Sama sepertinya mereka semua juga sangat shock dan tidak menyangka bahwa teman mereka akan meninggalkan mereka secepat ini.”Lee Sungmin meninggal pukul 10 pagi”kata Kangin mengumumkan dengan berlinang air mata, sama seperti yang lain.

                “Anio, dia belum mati! Bantu aku mengontrol tekanan darahnya! Aku tahu bahwa dia belum mati!”Kyuhyun tetap bersikeras. Tak ada yang mau membantunya, terdiam mengatasi shock yang menghampiri. Duka itu mengantung diatmosfir yang sangat menyesakkan. Kyuhyun masih saja melakukan CPR pada Sungmin, sampai”Cukup dokter Cho! Apa kau mau merusak tubuhnya?”kata Eunsae dengan tegas menjauhkan tangannya dari tubuh Sungmin, menggengamnya.

                “Eunsae-ya temani dokter Cho keluar”perintah Kangin, ia mengangguk. Namun Kyuhyun menepis tangannya dengan kasar.

“Aku bisa sendiri! Aku terbiasa sendiri! Jadi aku ingin sendiri!”katanya dengan tajam, pergi meninggalkan Eunsae yang terluka oleh perkataannya.

***

                Pemakaman Sungmin diadakan esok harinya. Semua staf di Hospital mengantarkan kepergiannya. Ia terkenal dengan keramahan dan kebaikan hatinya pada semua orang. Bahkan kepada staf bersih – bersih atau security ia dikenal dengan baik sebagai dokter yang sangat rendah hati. Sekaligus sebagai salah satu dokter berbakat dibidangnya. Kehilangannya adalah hal yang terberat dialami oleh mereka semua. Tak terkecuali sahabat – sahabatnya. Kyuhyun juga hadir dalam upacara pemakaman, hanya terdiam.

                “Kau pergilah menemaninya. Dia membutuhkanmu Eunsae-ya”kata Seahyun sambil merangkul bahunya dalam perjalanan pulang. Ia kembali dari cutinya begitu mengetahui kabar tentang Sungmin.

“Iya akan mengusirku lagi! Kalian tahu bukan aku paling tidak suka tidak dianggap oleh seseorang!”

“Dalam keadaan seperti ini kau masih memikirkan egomu?”tanya Hyeri tak percaya.

“Aku wanita Hyeri-ya! Berapa kali aku sudah ditolak olehnya? Pikirmu aku tidak punya harga diri?”balas Eunsae tidak terima.

“Aku harap kau mau menemaninya. Karena aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ia sedang seperti ini. Hyung yang tidak berguna bukan aku ini?”kata – kata Jungsoo menusuk hatinya dengan cepat.

                “Anio Jungsoo-sshi. Kita semua kau dan Yochun selalu berusaha melakukan yang terbaik untuknya. Jangan bicara seperti itu”kataku yang dianggukan oleh yang lain.

“Pergilah ke apartemennya, dia ada disana. Tadi dia pamit padaku dan tidak ingin diganggu. Tapi aku rasa kau tetap harus pergi kesana”bujuk Yochun.

“Kau bisa mengambil cuti hari ini Eunsae-ya”bahkan sampai Jaejoong pun memberikannya izin.

“Pergilah, aku tahu kau juga ingin pergi menemaninya. Walaupun aku tidak rela. Dia membutuhkanmu”Yesung merangkulku dan mengajakku keluar. Bersama dengan Eunhyuk mereka mengantarkanku ke rumah, mengambil mobilku.

                Aku masuk kedalam apartemennya dengan canggung. Pintunya tidak terkunci, ruangan itu kosong. Aku memutuskan untuk masuk lebih dalam keruangan didalam apartemennya.”Dokter Cho?”panggilku sejak aku masuk kedalam apartemennya. Namun tak ada jawaban. Ia berada diruang tengah, duduk dilantai dengan tangan menutupi mukanya. Aku menghampirinya dengan ragu.”Untuk apa kau datang kemari?”tanyanya dengan ketus tanpa mengangat wajahnya.

                “Keluar! Aku tidak ingin diganggu saat ini. Jadi kau bisa pergi. Lagipula, aku tidak butuh kau kasihani”katanya. Entah ada apa, tiba – tiba keberanian Eunsae hadir. Dengan penuh tekad ia menghampiri Kyuhyun, menyentakkannya agar berdiri. Kyuhyun menatapnya dengan pandangan penuh kebencian.

SM HOSPITAL Part

hehe sebelumnya baca dulu sm hospital ditumblr yah http://eunsaeshim.tumblr.com

happy reading ^^

“Ya, kau positif. Bulatan kecil itu mengindikasikan adanya benjolan disana. Kami telah menyelidikinya dan ternyata itu kanker. Jenis kanker yang jinak. Beruntung kita mengetahuinya dengan cepat. Tapi benjolan itu telah menjalar ke saluran limphamu. Aku khawatir bahwa satu – satunya cara agar kau sembuh adalah masektomi”Tiffani menjelaskan padanya. Masektomi! Berarti ia harus melerakan payudara kanannya di amputasi.

                “Tidak ada cara lain? Separah itukan kanker yang aku derita?”tanya Saehyun tak percaya! Ia sama sekali tidak menyangka akan seperti ini jadinya! Ia seorang dokter yang sangat menjaga kesehatan! Bahkan ia belum pernah hamil yang membuat resiko kanker payudara! Ia sangat sehat! Tapi nyatanya ada kanker yang menggerogotinya dari dalam! Ia berharap bahwa ini adalah mimpi buruk! Tapi ia merasakan tangannya mengepal dengan kuat dan merasakan jarinya sakit! Itu berarti ia tidak bermimpi! Ini kenyataan yang harus dihadapinya! Kibum! Satu – satunya nama yang ia pikirkan saat ini.

                “Aku rasa tidak ada Seahyun-ah! Mianhae! Aku sama sekali tidak menyangka bahwa kau yang akan menderita kanker payudara ini. Seperti kataku tempo hari, kemungkinanmu sangat kecil mengidap penyakit ini. Tapi nyatanya? Mianhae Saehyun-ah”Tiffani bersimpati padanya.

“Tidak mungkinkah hasil tesku tertukar dengan orang lain?”tapi Saehyun sudah tahu sebelum Tiffani mengelengkan kepalanya. Tiffani dokter spesialis kanker payudara, tidak mungkin keliru dengan hasil tesnya.

                “Kau harus segera menjalankan operasi masektomi Saehyun-ah. Aku akan merekomendasikan dokter ahli. Aku jamin rahasiamu, tidak akan terbongkar. Tidak akan ada orang didalam Hospital ini yang tahu bahwa kau mengidap kanker. Sebagai sumpah dokerku”Seahyun hanya mampu mengangguk kaku.

***

                Dunia seakan runtuh bagi Seahyun! Baginya, dunia sudah kiamat saat Tiffany mengatakan bahwa ia mengidap penyakit kanker payudara! Ia seorang dokter bagaimana mungkin ia sama sekali tidak menyadari bahwa ia bisa terkena resiko penyakit kanker payudara. Masektomi?? Berarti aku akan hanya mempunyai satu payudara?? Lantas apa yang  membedakan aku dengan pria?? Hanya satu payudara! Ia teringat pernah melihat manekin yang dibuang ditempat sampah dengan kondisi payudara yang rusak! Yah, aku memang pantas dibuang! Kibum akan langsung memutuskanku! Tapi itu lebih baik daripada ia harus mempunyai istri dengan satu payudara. Serta penyakitan!

                Ia akan memberitahu Kibum apa yang menimpa dirinya. Ia sedih saat menyadari bahwa ia akan kehilangan orang yang ia cintai. Cukup lama ia menunggu Kibum untuk menjadi kekasihnya. Walaupun hanya diam – diam. Ia segera menghubungi Kibum, memintanya untuk bertemu secepatnya. Kibum tersenyum ketika melihatnya. Sama sekali tidak tampak kesedihan dimatanya. Wajahnya berubah saat menyadari bahwa raut wajah Seahyun sama sekali murung.

                “Ada masalah apa?”tanyanya. Seahyun hanya terdiam, ia hanya memberikan laporan kesehatannya pada Kibum untuk dibaca. Keningnya berkerut saat membaca hasil laporan itu.

“Kita putus!”kata Seahyun langsung to the point dan meninggalkan Kibum yang tercengang begitu saja. Seahyun berusaha keras menghentikan tangisnya yang mulai memuncak.

“Tunggu. Kita perlu bicara”Kibum berlari mengejarnya, mencegat Saehyun yang berusaha menghindar.

                “Pikirmu aku menunggumu selama ini dan  membaca laporan ini lalu kita bisa putus begitu saja?”katanya. Sama sekali tidak perduli akan bahaya yang mengintai apa bila hubungan mereka terungkap. Beruntung lorong yang mereka lalui sedang sepi.

“Aku harus menjalani masektomi dan kemoterapi. Itupun belum ada jaminan bahwa aku akan bersih dan sembuh total. Kau bisa mendapatkan wanita lain yang lebih sehat daripada aku. Kau tentu tidak ingin seumur hidupmu dihinggapi ketakutan akan penyakit bukan? Semua sudah berakhir Kimbum-ah! Kita putus! Aku mau kita putus!”tegas Seahyun menguatkan hatinya lewat ucapannya pada kekasih yang akan ditinggalkannya.

                Kibum memeluknya dengan erat. Seahyun meronta dalam pelukannya, tapi Kibum malah semakin mengeratkan pelukannya. Membuatnya sesak nafas.

“Dengarkan kataku! Saat aku berkata aku mencintaimu, aku sama sekali tidak berpikir bahwa aku dapat mengantikan sosok dirimu dengan mudah! Tidak sama sekali! Kau adalah yang pertama dan terakhir dihatiku! Itu janjiku pada diriku sendiri ketika aku menyatakan cintaku padamu! Itu adalah kontrak seumur hidup! Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan melepaskanmu pergi kecuali kematian yang memisahkan kita!

                Kau minta aku putus darimu dan mencari gadis lain? Aku tidak bisa! Bukan tidak mau! Hanya kau yang terpenting dalam hidupku! Aku akan melakukan apapun agar kau tetap selalu disisiku! Kita akan menghadapi kanker ini bersama – sama. Akan aku lakukan apapun agar kau sembuh total! Bahkan jika itu harus melalui pengobatan selama bertahun – tahun! Tidak perduli kau menolakku atau tidak. Aku akan tetap selalu disisimu Seahyun-ah! Apapun yang terjadi! Ingat kata – kataku ini”lalu Kibum pergi meninggalkan Seahyun.

                Seahyun langsung pulang kembali kekampung halamannya setelah mengambil cuti. Kangin membantahnya dengan keras, namun akhirnya memberikannya izin. Hanya satu hal yang penting bagi Seahyun, ia harus menenangkan hatinya. Tapi ketenangan yang diharapkannya justru diganggu oleh Kibum. Kibum terus – menerus meneleponnya menayakan kabarnya. Tapi ia mengacuhkan itu semua. Teman – temannya juga terus menanyakan kabarnya. Mengapa tiba – tiba sikapnya berubah. Sejauh ini Tiffany masih memegang teguh janjinya.

                Yang sama sekali tidak disangkanya adalah salah satu telepon dari Sungmin sahabatnya. Ia menerima telpon itu padahal ia mengacuhkan semua telpon yang diterimanya.

“Ada dimana kau? Kemana saja kau selama ini? Kibum gila karenamu”sapa Sungmin ditelpon.

“Aku ada ditempat yang aku harap hanya aku saja yang tahu tempatnya”

“Rahasia lagi? Baiklah, terserah padamu. Aku hanya ingin mengabari bahwa teman – temanmu dan Kibum ingin segera bertemu denganmu. Mereka kangen denganmu. Oh iya satu lagi, egoislah jadi manusia Seahyun-ah. Karena hanya kau yang tahu apa yang mau. Apa yang paling membuatmu bahagia didunia ini. Bahagiakanlah dirimu, pentingkanlah dirimu dalam mencari kebahagianmu. Bukan kebahagiaaan orang lain”akhiri Sungmin dengan aneh. Seahyun hanya terdiam mendengar semua perkataan dari sahabatnya. Dan tiba – tiba saja ia sangat ingin bertemu dengan Sungmin dan menceritakan semua penderitaannya selama ini!

***

                Eunsae pergi ke Hospital dengan sangat lesu hari ini. Hubungannya dengan Kyuhyun sangat buruk. Mereka sama sekali tidak bertegur sapa sejak kejadian Jungsoo memberitahu hubungannya dengan Hyeri. Semua hal yang ia tahu dapat membuat Kyuhyun mendekatinya sudah dilakukan. Dari hal sepele sampai yang sangat rumit. Masalah satu belum selesai ditambah masalah lagi, Seahyun. Anak itu sama sekali tidak bisa dihubungi semenjak Kibum datang padanya dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Seahyun mengidap penyakit kanker payudara!

                Dengan langkah gontai ia masuk lewat belakang, dekat dengan ruang UGD. Sebuah Ambulance berhenti tiba – tiba didepannya, pintu mobil itu dibuka tapi Eunsae sama sekali tidak perduli dengan apa yang terjadi disekelilingnya.”DOKTER SUNGMIN”suster Yoona berteriak mengangetkannya. Ia menoleh dan seketika waktu berhenti disekelilingnya. Ia sama sekali tidak mau percaya apa yang sedang dilihatnya. Pasien yang baru saja turun dari Ambulance adalah Sungmin

if i go – kim taeyoon

If I go, if I go closer to you
I wonder what you may think, I can’t drum up the courage

If you go, if you go away from me
It is scary to figure out how to let you go

Perhaps, the reason I only look at you, like a fool,
is for fear that you may turn your face away, and
you and I may drift further apart

Perhaps, the reason I can’t say ‘I love you’, like a fool,
is that I am afraid of the painful sad days of waiting after we meet.

If you come, if you come closer to me
I really don’t know what to do

Perhaps, the reason I only look at you, like a fool,
is for fear that you may turn your face away, and
you and I may drift further apart

Perhaps, the reason I can’t say ‘I love you’, like a fool,
is that I am afraid of the painful sad days of waiting after we meet.

Perhaps, the reason I can’t say ‘I love you’, like a fool,
is that I am afraid of the painful sad days of waiting after we meet.

translator: Dr Song